Senin, 03 September 2007

38.288 Remaja Lakukan Seks Bebas

BANDUNG, (PR).-

Sedikitnya, 38.288 remaja di Kab. Bandung diduga pernah berhubungan intim di luar nikah atau melakukan seks bebas. Jumlah ini berdasarkan hasil polling "Sahabat Anak Remaja (Sahara) Indonesia Foundation" yang terungkap pada seminar dan lokakarya "Kependudukan dan Kualitas Remaja" di Banjaran, Rabu (28/7).

Menurut Wakil Ketua Sahara, Agus Mokhtar Sidiq, hasil polling tersebut dikaitkan dengan realitas kehidupan remaja di Kab. Bandung. "Berdasarkan hasil polling lewat telefon sebetulnya 20% dari 1.000 remaja pernah melakukan seks bebas. Hasil itu terjadi pada remaja di daerah perkotaan seperti Soreang, Banjaran dll. Setelah dikaitkan dengan kenyataan dan bahkan banyak remaja yang tinggal di pedesaan kami perkirakan 5 sampai 7% remaja di Kab. Bandung telah melakukan seks bebas," ujarnya.

Jumlah remaja di Kab. Bandung sebanyak 765.762, jadi remaja yang melakukan seks bebas antara 38.288 hingga 53.603 orang. "Dari hasil polling juga diketahui, dari sekira 200 remaja yang melakukan seks bebas itu, 50% atau 100 remaja itu hamil. Ironisnya, sebanyak 90 dari 100 remaja yang hamil itu melakukan aborsi. Keadaan itu sangat memprihatinkan," katanya.

Meski hasil itu belum mewakili remaja di Kab. Bandung, Agus mengatakan bahwa seks bebas itu sangat memprihatinkan. "Tak salah kalau saya memperkirakan 38.288 remaja di Kab. Bandung pernah melakukan seks bebas," katanya.

Ditegaskan Agus, hasil polling juga menunjukkan sekira 400 dari 1.000 remaja pernah melakukan ciuman bibir, mencium leher, serta menggerayangi tubuh pasangannya. "Jadi, total remaja yang melakukan ciuman bibir hingga hubungan intim adalah 600 orang atau 60%," katanya.

16 terkena HIV/AIDS

Selain itu, Agus mengatakan pergaulan yang semakin bebas di Kab Bandung telah mengakibatkan 10 remaja terinfeksi HIV dan 6 remaja terinfeksi AIDS. "Mereka terdiri dari 13 pria, 2 wanita pekerja seks komersial (PSK), dan 1 waria," katanya sambil menolak menyebut identitas mereka karena tidak etis.

Sementara itu, Kepala Sub Dinas Mobilisasi Penduduk Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Keluarga Berencana (Disdukcasip dan KB) Kab. Bandung, Wiarsa, mengatakan pihaknya belum mengetahui secara pasti jumlah remaja di Kab. Bandung yang pernah melakukan hubungan seks bebas. "Jadi, silakan saja kalau Sahara menduga sekira 38 ribu sampai 53 ribu remaja pernah melakukan seks bebas," katanya.

Dokter kurang respons

Sementara itu diduga ada kecenderungan sejumlah dokter di sebuah rumah sakit di Bandung kurang responsif dalam penanganan penderita HIV/AIDS sehingga pasien sering diabaikan. Hal ini perlu penanganan lebih serius, terlebih jumlah penderita HIV/AIDS di Jawa Barat meningkat hingga 10,37% dari 848 kasus yang tercatat pada bulan Maret 2004 lalu. Hal ini terungkap pada pertemuan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jabar di Kantor KPA Jabar, Jln. Diponegoro 20 Bandung.

Ketua KPA Jabar yang baru, Setia Hidayat mengatakan, pemerintah akan meningkatkan kembali penanganan penderita HIV/AIDS lebih intensif. "Melihat hal ini kami juga akan mengundang seluruh penanggung jawab rumah sakit yang ada di Bandung untuk mengatasi jumlah ODHA (orang dengan HIV/AIDS) di Jawa Barat yang terus meningkat," ujarnya. (A-129/A-73)***

Senin, 30 Juli 2007

Gus Dur Kuatirkan Pembangunan PLTN Muria

Kudus, gusdur.net
Presiden Republik Indonesia ke-4 KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengungkapkan kakuatirannya jika rencana pemerintah membangun Pembangkit Listrk Tenaga Nuklir (PLTN) di Muria Jawa Tengah jadi dilaksanakan.

“Tragedi Chernobyl di Ukraina dampaknya masih bisa dirasakan hingga sekarang. Saya kuatir jika peristiwa ini juga terjadi ketika PLTN dibangun di Muria.”

Demikian dinyatakan Ketua Dewan Syura DPP PKB itu saat berkunjung ke Ponpes Yanbu’ul Qur’an Kudus Jawa Tengah, Kamis (12/07/2007) malam.

Diakui Gus Dur, dirinya dulu pernah mendukung pembangunan PLTN di Muria. “Sekarang tidak lagi,” ujarnya.

Gus Dur lantas bercerita, pejabat dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sempat beberapa kali mengunjunginya. Di depan Gus Dur, mereka menjamin PLTN Muria aman. “Namun, ada informasi bahwa wilayah Muria termasuk rawan gempa. Ini jelas menimbulkan kekuatiran sekaligus curiga,” katanya.

Kecurigaan lain, imbuh Gus Dur, adanya selisih bilangan hektar yang hendak dijadikan tempat pembangunan PLTN. Dulu, PLTN disebut memakan lahan seluas 90 hektar. Belakangan dikatakan hanya memakan 26 hektar.

“Munculnya selisih luas lahan yang besar, itu makin mencurigakan. Proyek itu hanya menitikberatkan keuntungan semata,” terangnya.

Karenanya, saran Gus Dur, jika tidak transpraran dan masih menimbulkan keraguan di tengah masyarakat, hendaknya proyek pembangunan PLTN Muria dihentikan saja.

Ditanya rencananya berpuasa di Muria sebagai protes atas rencana pemerintah ini, Gus Dur menjawab singkat: “Lihat saja nanti!”[]

Kamis, 19 Juli 2007

Polemik PLTN Muria

Mengapa polemik? Karena PLTN ada sisi positif dan sisi negatifnya, tentu saja yang menolaknya karena resiko-resiko negatif dari Nuklir, mengingat Indonesia belum "cerdas" di dalam teknologi, ukurannya tentu saja Lumpur Lapindo di Sidoarjo. Untuk menangani Lumpur saja kewalahan, bayangkan saja bagaimana nanti kalau terjadi radiasi Nuklir?

Akan tetapi, kita juga mesti jujur bahwa dunia kini berada pada krisis energi, mengingat Nuklir merupakan energi yang sangat hemat, tentu saja merupakan alternatif yang sangat baik, supaya Indonesia tidak mengalami pemadaman bergilir, karena dampaknya juga pada iklim usaha, dimana jika suplai energi yang kurang akan mengakibatkan perusahaan bangkrut, maka para tenaga kerja akan terkena PHK, ini juga tidak kita inginkan.

Inilah polemik PLTN Muria, sebuah keputusan yang harus dipikir masak-masak, jangan sampai dampak negatif yang ditakuti banyak elemen masyarakat dapat terwujud, sebaliknya jika ada payung hukum bagi perlindungan masyarakat kemudian penjaminan dari instansi pemerintah, serta diawasi oleh ahali-ahali yang kompeten, maka kita akan meminimalisir kemungkinan dampak radiasi nuklir dari PLTN.

Silahkan anda vote, dimana posisi anda mengenai polemik PLTN Muria ini, lalu berikan komentar anda. Terima Kasih.

Struktur Pengurus Komisi Pemuda GKMI Kudus 2007

Struktur Pengurus Komisi Pemuda GKMI Kudus

Badan Pengurus Harian (BPH) (Tim Kreatif)

Tedy Darmawan
Ingan Malam Purba
Sujatmi
Elisa
Abia
Suyatminah